Sterling Dalam Tekanan Referendum

Fxtrod.com-Ketidakpastian politik Inggris dalam menunggu hasil referendum pada Juni nanti semakin membebani performa Poundsterling. Pertumbuhan GDP yang melambat menjadi 0.4% dalam tiga bulan pertama pada tahun ini diprediksi masih akan terus mengalami penurunan bila hasil vote untuk keluar dari Uni Eropa terjadi. Penurunan nilai tukar Poundsterling sejak November 2015 telah menyentuh 9%. Seperti yang kami kutip dari CNBC, isu Brexit menjadi salah satu faktor terbesar melemahnya nilai tukar Poundsterling. Hal ini juga dipertegas oleh Gubernur Bank of England Mark Carney pada konferensi media pada hari Kamis kemarin. Carney mengatakan bahwa Brexit kemungkinan akan menghasilkan premi risiko yang lebih tinggi pada aset sterling dan penurunan investasi asing langsung.

Carney mengatakan bahwa nilai tukar Poundsterling bisa mengalami penurunan tajam lebih lanjut jika negara keluar dari Uni Eropa. Selaku pemberi kebijakan moneter, Bank Sentral Inggris kemungkiman akan mengeluarkan kebijakan-kebijakan baru untuk pelonggaran moneter. Beberapa rencana kebijakan tersebut melingkupi pelonggaran kuantitatif, pelonggaran kredit atau fasilitas likuiditas tambahan bagi bank.

Senada dengan Carney, Christine Lagarde selaku Kepala Dana Moneter Internasional (IMF) mengatakan bahwa IMF tidak bisa melihat sesuatu yang positif dalam pemungutan suara untuk Inggris bila keluar dari Uni Eropa. Lagarde menyatakan pandangannya terhadap dampak ekonomi Inggris pasca Brexit pada pertemuan dengan Kementerian Keuangan Inggris George Osborne pada Jumat kemarin.

Meski banyak yang mendukung agar Inggris untuk tetap di Uni Eropa termasuk salah satunya Presiden AS Barack Obama, tidak sedikit juga yang pro Brexit. Norman Lamont, mantan kanselir Inggris yang sekarang menjadi pemimpin dalam kampanye untuk meninggalkan Uni Eropa secara terang-terangan mengkristisi komentar Lagerde. Melalui email pribadinya kepada media, Lamont menanggapi komentar Lagerde dengan tuduhan politisasi demi kepentingan sebagaian orang saja dengan menggunakan IMF sebagai kendaraannya untuk membuat prediksi yang mengerikan.

“Ada banyak ekonom individu dihormati, banyak investor profesional dihormati dan banyak pengusaha yang mengambil pandangan yang sangat berbeda dari Christine Lagarde dan yang mungkin lebih baik bila melihat masa depan dari luar IMF ” tambah Lamont.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *