Peluang Brexit Lemahkan Poundsterling

Fxtrod.com-Referendum Inggris yang akan dilakukan pada Juni 2016 nanti dipastikan akan membawa dampak yang besar terhadap pergerakan mata uang Poundsterling. Ketakutan investors terhadap melemahnya mata uang Poundsterling terhadap pair utamanya USD akan menjadi suatu pukulan telak akan untuk menurunkan nilai tukar mata uang Inggris tersebut. Rumor akan hengkaknya bank-bank besar dari Inggris, biaya ekspor yang tinggi terhadap perdagangan diluar Uni Eropa dan minat investor Uni Eropa yang menurun karena faktor kebijakan-kebijakan baru yang dapat merugikan mereka menjadi alasan investor berpaling.

Data yang kami peroleh dari berbagai sumber menyatakan bahwa hasil survei yang dilakukan oleh beberapa lembaga survei yang ada di Inggris masih berimbang. Selisih yang tipis antara Brexit dan Non Brexit akan sangat mempengaruhi volatilitas nilai tukar mata uang Inggris tersebut. Hasil survei dari ITV Plc/ComRes menunjukkan 48% responden memilih tetap tergabung di Uni Eropa, sementara 41% memilih meninggalkan Uni Eropa. Sedangkan survei dari ICM menunjukkan sebaliknya, 43% responden memilih Inggris keluar dari Uni Eropa, sementara 41% memilih tetap bergabung dengan Uni Eropa.

Beberapa Analis dari bank-bank besar seperti Goldman Sachs mengatakan bahwa nilai tukar Poundsterling akan mengalami penurunan yang cukup tajam bila keluar dari Uni Eropa. Ketidakpastian regulasi yang baru, tarif ekspor yang tinggi dan minat investor dari luar Inggris akan berdampak sangat besar.

Di sisi lain, keputusan Inggris untuk keluar dari Uni Eropa akan menjadikan Inggris sebagai negara indepeden. Kebijakan perdagangan baru yang tidak harus mengikuti aturan dari Uni Eropa dan peluang untuk membuka rekrutmen SDM yang berkualitas dari luar Uni Eropa dapat menjadi peluang besar bagi Inggris untuk perekonomian mereka. Beberapa skenario kebijakan kerjasama ekonomi masih mungkin dapat terjadi antara Inggris dengan Uni Eropa dengan mengadopsi beberapa “jurus” yang telah dilakukan oleh Swiss dan Turki meskipun mereka tidak masuk dalam anggota Uni Eropa.

Meski hasil voting ini masih tersisa 3 bulan lagi, kami melihat reaksi bearish dari pasar sejak pemilu Mei 2015 lalu. Partai Konservatif yang dipimpin PM David Cameron yang sebelumnya menolak Brexit dengan terpaksa menjanjikan adanya Referendum demi memenangkan pemilu. Hasil yang di dapat dari janji kampanye yang diberikan Cameron pada pemilu lalu kembali mengantarkan dia menduduki kursi Perdana Menteri Inggris.

Sejak dibukanya peluang untuk melakukan Referendum, nilai tukar Poundsterling terhadap Dolar AS terus melemah. Sejak Mei 2015, Poundsterling melemah Dolar AS sebesar 9%. Bahkan sejak ditetapakannya tanggal Referendum pada pertengahan Januari lalu, Pondsterling terus mengalami pelemahan meskipun ada beberapa kali penguatan karena faktor suku bunga AS yang belum menunjukkan kenaikan.

Terlepas dari keluar atau tidaknya Inggris dari Uni Eropa, hasil referendum nanti dipastikan akan sangat “panas” terhadap situasi keamanan. Hasil survei yang hanya berbeda tipis antara Brexit dan No Brexit akan sangat menjadi perhatian investor dalam mencari peluang-peluang dipasar derivatif.

Skenario akan pelemahan Pondsterling terhadap Dolar AS diprediksi akan cukup tajam, kemungkinan pelemahan akan menembus batas support dibawah 1.35. Penurunan panjang ini kemungkinan akan terus berlanjut karena faktor sentimen negatif pasar tehadap Bank Of England dan juga adanya indikasi kenaikan suku bunga AS pada April nanti.

BlogPicture

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *