fxtrod.com-Harga minyak mentah naik 13% sejak hari kamis 21 Januari 2016 kemarin. Isu stimulus dari ECB seakan menjadi sebuah amino bagi investor untuk memburu emas hitam ini. Rencana stimulus dari ECB yang akan digelontorkan pada Maret 2016 ini seakan menjadi harapan baru bagi investor akan adanya sebuah pertumbuhan ekonomi. Spekulasi akan adanya pembelian asset dari Bank of Japan menjadi salah satu pemicu kenaikan harga minyak dan bursa saham.
Secara fundamental, harga minyak masih dalam tekanan jual karena faktor oversupply dari negara-negara industri. Data-data ekonomi China yang masih dibawah harapan seakan masih melanjutkan pelemahan Yuan dari tahun 2015 kemarin. Isu stimulus tambahan dari People’s Bank of China seakan menjadi pelengkap lemahnya permintaan pasar akan minyak mentah. Sanksi perdagangan Iran yang sudah dicabut menjadikan Iran sebagai pedagang baru yang siap bersaing merebut pangsa pasar dari Arab Saudi. Harga penutupan di level $32/barel seakan masih belum menjadi titik jenuh untuk melanjutkan pelemahan harga minyak.
Secara teknikal, kami masih melihat pelemahan minyak hingga ke level $20-$18/barel pada semester pertama 2016 ini. Alasan karena faktor over supply dan tekanan merebut pangsa pasar dari kompetisi negara-negara penjual minyak menjadi salah satu alasan pelemahan harga minyak. Stimulus dari ECB pada Maret 2016 ini mungkin bisa mendongkrak kenaikan harga minyak hingga ke level resistan di harga $ 38, $40 dan $44, tapi perlu diwaspadai bahwa perang harga antara negara-negara penghasil minyak seakan manjadi gengsi tersendiri untuk menjaga konsumen-konsumen lama apalagi saat ini banyak industri-industri Shale Oil di Amerika Serikat yang menutup usaha mereka karena harga produksi mereka lebih tinggi dari harga minyak dunia saat ini.